Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, saat ini tengah menjadi sorotan. Hal ini setelah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkap adanya gerakan yang hendak mengambilalih partainya secara paksa. AHY menyebut gerakan itu melibatkan pejabat Istana.
Sejumlah petinggi Demokrat menyebut sosok yang dimaksud Ketua Umum mereka adalah Moeldoko. Moeldoko sendiri telah memberi respons atas tudingan Demokrat. Mantan Panglima TNI di era SBY itu mengakui bertemu dengan orang orang yang menjadi bagian dari Demokrat.
Namun, ia mengaku hanya sebatas mendengarkan curahan hati selaku tuan rumah. "Beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka. Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun," katanya. "Secara bergelombang mereka datang, berbondong bondong, ya kita terima, konteksnya apa? Ya saya tidak mengerti dari ngobrol ngobrol itu biasanya diawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian, berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja gitu," lanjut Moeldoko.
Sebagai salah satu orang yang mencintai Demokrat, Moeldoko mengaku prihatin dengan kondisi partai seperti yang diceritakan para 'tamunya' tersebut. Moeldoko menduga ia dikaitkan dengan permasalahan partai Demokrat dari foto yang beredar. Ia tidak ambil pusing bila dikaitkan dengan permasalahan tersebut.
"Mungkin dasarnya foto foto yah. orang ada dari Indonesia timur, dari mana mana datang ke sini kan pingin foto sama gue, yah saya terima aja. Apa susahnya, itu yang namanya seorang jenderal yang tidak memiliki batas dengan siapapun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silahkan aja. Saya tidak keberatan," katanya. Selain dikenal sukses berkarier di militer hingga di posisi puncak, Moeldoko juga memiliki harta kekayaan yang fantastis. Dikutip dari laman elektronik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Selasa (2/2/2021), Moeldoko memiliki harta kekayaan sebesar Rp 46,1 miliar.
Hal itu berdasarkan LHKPN terakhir yang dilaporkan pada 31 Desember 2019. Harta itu berkurang Rp 3 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 49,5 miliar. Berikut rinciannya harta kekayaan Moeldoko:
1. Tanah seluas 27995 m2 di Bogor, hasil sendiri Rp. 1.200.000.000 2. Tanah dan bangunan seluas 250 m2/180 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp. 3.500.000.000 3. Tanah dan bangunan seluas 585 m2/600 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp. 7.000.000.000
4. Tanah seluas 1531 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 420.000.000 5. Tanah seluas 5800 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 820.000.000 6. Tanah seluas 1554 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 300.000.000
7. Tanah dan bangunan seluas 115 m2/85 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 1.100.000.000 8. Tanah seluas 118 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 961.000.000 9. Tanah seluas 215 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 530.000.000
10. Tanah dan bangunan seluas 115 m2/85 m2 di Pasuruan, hasil sendiri Rp. 1.100.000.000 11. Tanah dan bangunan seluas 775 m2/775 m2 di Kota Surabaya, hasil sendiriRp. 16.500.000.000 1. MOBIL, TOYOTA CAMRY 2.5L HYBRID AT Tahun 2012, hasil sendiri Rp. 200.000.000
Sub Total Rp. 46.137.114.631 Semasa menjadi Panglima TNI, Moeldoko pernah menjadi sorotan soal jam tangan yang ia pakai. Jam tangan Moeldoko itu sempat menjadi sorotan sejumlah media Singapura.
Dikutip dari , situs www.themillenary.com menengarai bahwa jam tangan yang dipakai Jenderal Moeldoko adalah tipe Richard Mille RM 011 Felipe Massa Flyback Chronograph "Black Kite". Jam tangan tersebut adalah model terbaru dari tipe sejenis Felipe Massa Flyback Chronograph "Red Kite" yang keluar tahun 2011. Yang membuatnya istimewa, jam tangan ini hanya diproduksi dalam jumlah sangat terbatas.
Alokasi untuk pasar Amerika Utara dan Amerika Selatan hanya 30 unit. Varian lainnya untuk pasar Asia hanya diproduksi 45 unit. Jam tangan tersebut disebut harganya di atas Rp 1 miliar.
Moeldoko kemudian merespons kabar tersebut. Ia menyebut jam tangan yang ia pakai bukan orisinal dan harganya Rp 5 juta. Moeldoko menunjukkan jam itu kepada wartawan pada 23 April 2014.
"Kayak gini kok orisinal," kata Moeldoko ketika ditanya apakah itu barang asli atau tiruan. Moeldoko mengatakan, harga jual jam tangan asli di pasaran bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Namun, ia membelinya hanya dengan Rp 5 juta.
Moeldoko mengaku membeli jam tersebut karena mengagumi inovasi yang terdapat di dalamnya. "Begitu melihat, yang ada di pikiran saya adalah inovasi dan inovasi. Setiap kali lihat jam ini, saya ingat inovasi dan inovasi. Jadi bukan mau pamer," ucapnya. Saat itu, Moeldoko juga mengaku mengoleksi jam tangan dari berbagai merek.
Namun, ia tak menyebutkan merek jam tangan apa saja yang dimilikinya. "(Saya) kolektor spesialis jam. Ada se ruko (jumlahnya)," katanya. Dalam percakapan dengan wartawan, ia tak hanya memperlihatkan jamnya.
Moeldoko lalu membanting jam berwarna hitam itu ke lantai. Jam Moeldoko lalu diambil anak buahnya dan diserahkan ke wartawan untuk dilihat lebih dekat. Sambil tertawa, Moeldoko lalu pergi meninggalkan kerumunan wartawan.